Perbatasan Kamboja-Thailand kembali memanas. Ketegangan yang sudah berlangsung bertahun-tahun kini meledak menjadi bentrokan bersenjata antara kedua pihak militer, menyebabkan korban luka dan kekhawatiran eskalasi yang lebih luas.
Awal Mula Ketegangan
Hubungan antara pttogel Kamboja dan Thailand memang kerap diwarnai ketegangan, terutama soal sengketa wilayah di sekitar Kuil Preah Vihear—sebuah situs warisan dunia UNESCO yang terletak di perbatasan kedua negara. Meski Mahkamah Internasional pada 1962 memutuskan bahwa kuil tersebut merupakan milik Kamboja, namun Thailand masih mempermasalahkan wilayah sekitarnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, kedua negara disebut telah meningkatkan patroli militer di sepanjang garis perbatasan, dengan masing-masing pihak saling menuding adanya pelanggaran wilayah.
Insiden Kontak Senjata
Menurut laporan dari sumber militer lokal pada Rabu (24/07), bentrokan terjadi di area perbatasan Provinsi Preah Vihear (Kamboja) dan Provinsi Sisaket (Thailand) sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat. Kontak senjata berlangsung selama kurang lebih 25 menit, dengan kedua belah pihak saling melepaskan tembakan dari senapan serbu dan mortir ringan.
baca juga: nggak-cuma-rojali-rohana-juga-ikut-bikin-omzet-mal-turun-ini-faktanya
Pihak militer Thailand mengklaim bahwa pasukan Kamboja lebih dulu melanggar perbatasan dan melepaskan tembakan peringatan. Sementara itu, juru bicara militer Kamboja membantah tudingan tersebut dan mengatakan bahwa pasukan mereka hanya membalas serangan provokatif dari pihak Thailand.
Korban dan Dampak
Dilaporkan sedikitnya dua tentara Kamboja terluka akibat serpihan mortir, sementara dari pihak Thailand satu tentara mengalami luka tembak di bagian kaki. Ketiga korban telah dilarikan ke rumah sakit militer terdekat dan dikabarkan dalam kondisi stabil.
Tak hanya itu, bentrokan ini juga menyebabkan warga sipil di desa perbatasan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah lokal di kedua sisi perbatasan telah mengaktifkan status siaga dan memperingatkan warga untuk tidak mendekati zona konflik.
Reaksi Pemerintah dan Komunitas Internasional
Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, dalam konferensi pers singkat menyatakan keprihatinannya terhadap situasi ini dan menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri serta segera melakukan komunikasi diplomatik. Sementara dari pihak Kamboja, Perdana Menteri Hun Manet mengatakan bahwa negaranya tidak akan diam jika wilayah kedaulatan mereka diusik.
Organisasi regional seperti ASEAN serta PBB turut menyampaikan kekhawatiran atas bentrokan ini. Jurubicara Sekjen PBB menyerukan agar Thailand dan Kamboja menyelesaikan sengketa melalui dialog damai dan menahan diri dari segala bentuk provokasi.
Ancaman Eskalasi dan Solusi Damai
Pengamat geopolitik Asia Tenggara, Dr. Vannarin Sothea, memperingatkan bahwa jika insiden semacam ini terus berulang tanpa solusi konkrit, maka konflik terbuka skala lebih besar bisa saja terjadi.
“Perbatasan ini bukan hanya soal garis peta, tapi juga menyangkut nasionalisme dan warisan budaya. Pemerintah kedua negara harus bersedia duduk bersama dan menegosiasikan ulang zona penyangga,” ujar Sothea.
Penutup
Insiden saling tembak antara militer Kamboja dan Thailand menjadi alarm keras bahwa perdamaian di kawasan Asia Tenggara tetap rapuh. Ketegangan historis yang belum terselesaikan dapat dengan mudah memicu konflik nyata. Kini, mata dunia tertuju pada kedua negara untuk melihat apakah diplomasi akan menang, atau senjata kembali berbicara.
sumber artikel: merdeka88.id